Sejak lahir, di wajah Hasna terdapat tanda kebiruan. Setelah dicek oleh dokter ternyata bukan tanda lahir dan belum diketahui apa penyakitnya. Satu bulan kemudian, pipi dan bibir Hasna mulai membengkak dan segera dibawa ke Puskesmas namun belum juga diketahui penyakitnya.
Setelah itu, sempat dibawa ke RS Koja namun karena kurang alat medis disana, Hasna langsung dirujuk ke RSCM Jakarta dan diberi obat, namun setelah beberapa minggu tidak ada perubahan. Lalu Hasna control ke bedah saraf dan melakukan tindakan DSA untuk melihat kondisi arteri Hasna, ternyata banyak pembuluh darah Hasna yang kusut dan didiagnosa Malformasi Vena Limfatik Regio Hemafacial Dextra.
Di usia 3 tahun, Hasna sempat mengalami kejang dan dirawat di ruang ICU RS Koja. Setelah 2 hari kritis di ruang ICU, Hasna dirujuk ke RSCM untuk menjalani embolisasi. Selain embolisasi, Hasna juga harus menjalani injeksi sclerotherapy, cek darah dan rontgen. Hingga saat ini, Hasna sudah menjalani 10 kali injeksi sclerotherapy.
“saat Hasna berada di ICU, saya benar-benar takut kehilangan dia sampai saya bermimpi Hasna meninggal. Apalagi Hasna anak pertama saya. Saya tidak tahu bagaimana kondisi saya jika Hasna meninggalkan saya saat itu”-ibu Eti.
Ibu Eti dan pak Mukromin (49) hanya bisa berdoa meminta umur panjang untuk Hasna walau entah sampai kapan dan bagaimana kondisi perekonomian mereka harus terus berjuang untuk kesembuhan Hasna.
Pak Mukromin sendiri sehari-harinya mencari nafkah sebagai ojek online. Berangkat dari jam tujuh pagi sampai jam 9 malam seringkali penghasilannya hanya 50 ribu. Sementara banyak sekali kebutuhan yang harus ia penuhi. Memenuhi kebutuhan rumah tangga, menghidupi 2 anaknya, membayar kontrakan, dan memenuhi semua kebutuhan Hasna selama masa pengobatan.
Bahkan jika pak Mukromin puang tidak membawa uang, terpaksa mereka pergi ke rumah orang tua untuk sekedar menumpang makan. Kebutuhan Hasna sendiri sangat banyak yang tidak ditanggung BPJS seperti susu khusus, pampers, alat-alat kesehatan, obat-obatan tidak di cover BPJS dan biaya transport ke Rumah Sakit.
Dalam satu minggu, Hasna bisa menjalani control ke Rumah Sakit sampai 4 kali yang tentunya membutuhkan biaya transport yang tidak sedikit. Selain itu, karena Hasna pernah mengalami sulit nafas, Hasna harus dipasang kanul tracheostomy di leher untuk membantu pernafasannya. Dan alat tersebut harganya mahal dan tidak ditanggung BPJS.
Seringkali Hasna tidak minum susu karena uang didapat ayahnya hanya cukup untuk makan. Dan kebutuhan Hasna lainnya juga jarang terpenuhi.
Sahabat, dalam kontrakan sepetak ini ada keluarga yang benar-benar membutuhkan bantuan kita. Yuk, wujudkan keinginan Hasna agar sembuh dan punya teman bermain. Bantu dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Shopepay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Bagi sahabat selain mendoakan dan berdonasi, sahabat juga bisa membagian campaign ini looh, agar lebih banyak lagi yang turut membantu pejuang kesembuhan.
Terimakasih banyak #SahabatSarah
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik